Fakta Nusantara Pangkep – Kepala Desa Bonto Manai Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan menerima kunjungan tamu asing lembaga Earth Care Foundation (ECF) didampingi Yayasan Hutan Biru (YHB) atau Blue Forest bertempat di Kampung Tanarajae pada Jumat, 22 Nopember 2025.
Kunjungan YHB dalam rangka meninjau lokasi program respirasi, memperkuat perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove dan penghidupan berkelanjutan di lansekap Sulawsi Selatan.
Lembaga yang mendedikasikan diri pada perbaikan kerusakan dan pengembalian ekosistem mangrove di seluruh dunia. Tujuan utama adalah mengedepankan hak masyarakat tradisional setempat, termasuk nelayan dan petani dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan.
Rombongan terdiri Liu Yuan (Excecutive Director ECF), Sau Fong Ho asal China, Robert Pangod (Programme Coordinator) asal Filipina, Nelia Valenta perwakilan ECF Jakarta bersama personil jajaran YBH lainnya disambut kepala Desa Bonto Manai H Erwin, SH, MH bersama jajaran.
Kepala Desa Bonto Manai H Erwin SH MH menyampaikan ucapan terima kasih serta apresiasi atas kunjungan kali, juga atas dukungan, partisipasi serta kerjasama dengan kegiatan blue forest di desa ini.
“Kunjungan Yayasan Blue Forest tersebut merupakan kegiatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pesisir guna mengahadapi perubahan iklim,” katanya.
H Erwin menguraikan rangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari ini yaitu :
Kunjungan ke tambak kepiting pelepasan kepiting bakau dan bibit pohon api-api di Empang respirasi Blue Forest dusun Binanga toa.
Selanjutnya meninjau lokasi lahan belajar penerapan (Sekolah Aplikasi) permakultur, lanjut ke Demplok diskusi dan melakukan MoU 5 tahun kedepan yang dilanjutkan lagi diskusi skala bisnis.
Kemudian meninjau UMKM Batari (bandeng tanpa duri) serta kandang Bumdes Tanah Rajae bisnis segala potensi blue forest akun skala bisnis, lalu meninjau budidaya tanaman sayuran dan kandang peternakan ayam kampung.
“Dengan adanya MoU ini untuk 5 tahun ke depan bersama pendampingan untuk keberlanjutan, ketahanan pangan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan menghadapi perubahan iklim,” harapannya.
Ditambahkan H. Erwin, mudah-mudahan ke depan bisa kedua dusun, semoga dengan adanya demplok untuk budidaya kepiting yang ada ini dapat memberikan hasil yang positif bagi masyarakat juga berkelanjutan dan bisa menjadi percontohan.
