Faktanusantara.net – Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, terdapat perdebatan yang tak pernah reda mengenai pendekatan pembelajaran yang paling efektif.
Salah satu sudut pandang yang telah mendapat perhatian luas adalah orientasi kognitif dalam pembelajaran.
Meskipun pendekatan ini memiliki kelebihan tersendiri, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan keterbatasan yang tak terduga.
Pendekatan pembelajaran yang berfokus pada aspek kognitif, seperti memahami konsep, menganalisis informasi, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis, tentu memiliki manfaatnya.
Namun, penelitian dalam bidang psikologi pendidikan telah mengungkapkan bahwa pembelajaran yang berhasil tidak hanya tergantung pada kemampuan kognitif semata.
Dr. Maya Permata, seorang pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Nasional, berbagi pandangannya mengenai fenomena ini.
“Hanya fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran dapat menyebabkan keterbatasan dalam pengembangan aspek sosial, emosional, dan kinestetik siswa. Pendidikan yang holistik harus mampu mengembangkan seluruh potensi siswa, bukan hanya kognitif semata,” ungkap Dr. Permata.
Salah satu efek negatif dari terlalu mengedepankan orientasi kognitif adalah kurangnya keterampilan sosial.
Siswa mungkin memiliki pengetahuan dan pemahaman yang kuat dalam bidang akademik, tetapi mereka mungkin kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau bekerja dalam tim.
Kemampuan untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan efektif, dan membangun hubungan interpersonal juga merupakan bagian penting dalam perkembangan seseorang.
Selain itu, kelebihan fokus pada orientasi kognitif dalam pembelajaran juga dapat mengabaikan pentingnya pengembangan keterampilan emosional.
Siswa yang hanya diajarkan bagaimana memecahkan masalah secara logis mungkin kurang siap menghadapi stres, frustasi, atau perubahan emosional lainnya.
Kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi adalah aspek penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang seimbang.
Para pendidik dan ahli pendidikan mulai mempertimbangkan solusi untuk mengatasi keterbatasan ini.
Pendekatan pembelajaran yang lebih seimbang, yang menggabungkan aspek kognitif, sosial, emosional, dan kinestetik, semakin diakui sebagai metode yang lebih efektif.
Dengan memadukan keempat dimensi ini, siswa dapat dikembangkan secara holistik, siap menghadapi tantangan dunia nyata.
Dalam dunia yang terus berubah, pendidikan harus mengikuti arus perkembangan dan mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang komprehensif.
Baca artikel menarik lainnya dari Faktanusantara.net di Google News Klik Disini